Dalam karyanya yang berjudul Public Relations: Strategi Kehumasan dalam menghadapi Krisis, Emeraldy Chatra dan Rully Nasrullah mengatakan bahwa kepercayaan publik menjadi sumber kekuatan utama bagi setiap organisasi dangan beragam kegiatannya, termasuk yang menikmasti monopoli dan proteksi oleh pemerintah. Dengan kata lain, organisasi bisa eksis dan berkembang tidak lain karena adanya kepercayaan dari publikya, yang merupakan kekuatan internal dan eksternal penentu hidup dan matinya organisasi tersebut.
Dari kutipan diatas dapat kita artikan bahwa kunci utama dari keberhasilan suatu organisasi adalah adanya kepercayaan dari publik baik internal maupun eksternal. Siapa yang bertugas untuk menciptakan kepercayaan pulik?? Humas lah yang bertugas untuk mengolah dan menciptakan kepercayaan publik. Dihadapan publik, humas adalah representasi dari organisasinya.
Bagaimana cara menciptakan kepercayaan publik, Konsisten. Itu salah satu yang harus dipunyai oleh seorang Public Relatoins Officers. Konsisten disini mempunyai arti singkronisasi antar perkataan dan perbuatan. Tidak salah apabila pandangan masyarakat terhadap humas adalah orang yang plin-plan atau mencla-mencle. Publik tidak segan- segan menarik kepercayaan terhadap organisasi atau intansi tersebut kerena kemencla-menclean humas.
Kita ambil contoh yang sangat sering kita dengar dan sampai sekarang masih hangat diperbincangkan oleh khalayak yaitu kasus Luapan Lumpur PT. Lapindo Brantas Sidoarjo. Sampai sekarang masyarakat korban lumpur masih banyak yang belum mendapatkan ganti rugi penuh atas tenggelamnya rumah mereka yang terkena luapan lumpur PT. Lapindo. Padahal pihak PT. Lapindo melalui Humasnya berjanji akan mengganti penuh seluruh kerugian yang diderita para korban hingga waktu yang ditentukan. Tetapi sampai waktu yang ditentukan telah tiba, pihak PT Lapindo belum mengganti penuh seluruh kerugian yang diderita para korban luapan lumpur.
Dari contoh kasus diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa tidak adanya singkronisasi antara ucapan dan perbuatan dari PT.Lapindo Brantas. Memang, kita tidak bisa menyalahkan Humas dari PT.Lapindo saja tetapi juga owner atau stakeholder yang lain.
Dalam Al-Qur`an surat Ash-Shaff ayat 2 dan 3, Allah SWT Berfirman yang artinya Hai orang-orang yang beriman,mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? (2), Amat besar kebencian di Sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (3).
Dari ayat diatas Allah SWT memerintah kepada umatNya untuk konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Begitu juga yang harus dilakukan oleh seorang praktisi Humas. Seorang Praktisi Humas harus konsisten dalam ucapan dan perbuatan untuk menjaga kepercayaan publik, karena kita tahu bahwa kepercayaan publik adalah nyawa dari kehidupan organisasi.
Masih dalam karyanya yang berjudul Public Relations: Strategi Kehumasan dalam menghadapi Krisis, Emeraldy Chatra dan Rully Nasryllah mengangkat sosok seorang Muhammad SAW sebagai tokoh kehumasan terbesar di dunia, walaupun Muhammad SAW tidak pernah disebut sebagai tokoh humas. Kita lebih mengenal Ivy Ledbetter Lee yang mendapat penghargaan sebagai the father of public relations yang berhasil mengatasi krisis yang dialami The Pennsylvania Railroad Company pada tahun 1906 dan pemgokan besar di Colorado Fuel and Iron Company milik keluarga Rockefeller pada tahun 1914.
Muhammad lahir ditengah krisis moral dan krisis peradaban. Keberhasilan Muhammad SAW mengatasi krisis peradaban dan mengubah kepercayaan hampir setengah dari seluruh penduduk dunia dan berlangsung berabad-abad adalah mahakarya yang tidak ada bandingannya.
Apabila kita tela`ah lebih dalam hal itu terjadi karena adanya konsistensi antara ucapan dan perbuatan oleh Muhammad SAW. Dalam berkomunikasi Beliau mencontohkan agar tetap menjaga konsiastensi antara ucapan dan perbuatan dan mengutamakan persuasi daripada paksaan. Berani berbicara di atas kebenaran, hati-hati dan hemat kata dalam melontarkan pernyataan dan sebagainya.
Hal-hal yang seperti itu lah yang seharusnya menjadi pegangan kita sebagai Public Relations Officers dalam menjalankan tugas mengolah opini publik dan mendapat kepercayaan publik. Publik akan menaruh kepercayaan apabila kita konsisten dalam ucapan dan perbuatan. Yakin Usaha Sampai...!!!!
Kamis, 26 Februari 2009
PR harus Konsisten...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar